Tutup
Masuk
Silakan masuk untuk melihat ditail akun Anda :
E-Mail :
Password :

Blog

Home » Blog » geliat-fasilitas-telekonferensi-di-pilpres-2014-lalu
21 Ags 2014

Seperti yang kami yakini, fasilitas telekonferensi merupakan fitur yang dapat memudahkan komunikasi jarak jauh yang melibatkan banyak partisipan atau peserta. Hal inipun terlihat di masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 yang baru saja berlalu yang diikuti oleh dua pasangan calon yaitu pasangan calon nomor 1 Prabowo-Hatta dan pasangan calon nomor 2 Jokowi-JK.

Kedua pasangan calon ini masing-masing sempat menggunakan fasilitas telekonferensi untuk berkomunikasi dengan para pendukungnya dari luar daerah maupun luar negeri.

Calon presiden Prabowo Subianto, pada tanggal 5 Juli 2014 lalu di akhir masa kampanye, diketahui menggelar telekonferensi di kediamannya Rumah Polonia untuk berkomunikasi dengan pendukungnya dari daerah Makassar dan Probolinggo. Lewat kegiatan telekonferensi ini Prabowo sempat mendapatkan curhatan dari seorang guru asal Probolinggo yang belum diangkat menjadi guru tetap dan gajinya belum sesuai. Prabowo pun berjanji akan memperbaiki  kesejahteraan guru jika terpilih sebagai Presiden Indonesia.

Sebelumnya pada tanggal 28 Juni 2014 Cawapres Hatta Rajasa juga menggelar telekonferensi untuk berkomunikasi dengan para pendukungnya dari luar negri yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang mengenyam pendidikan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.

Lewat telekonferensi ini Hatta memaparkan visi dan misi Prabowo-Hatta khusus di bidang pendidikan. Menurutnya partisipasi generasi muda sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan ini merupakan modal membangun bangsa. Hatta juga menyampaikan bahwa pasangan capres Prabowo-Hatta meminta generasi muda yang sedang mengenyam pendidikan di luar negri agar berjuang demi masa depan bangsa untuk membawa Indonesia menjadi bangsa yang mandiri.

Dari kubu capres-cawapres nomor 2, kegiatan telekonferensi digelar oleh Cawapres Jusuf Kalla (JK) juga sempat mengadakan komunikasi dengan para pendukungnya di Mesir yang terdiri dari mahasiswa dan TKI yang bekerja di Mesir.

JK sempat menyampaikan harapannya agar pemerintahan RI selanjutnya dapat berjalan jujur dan adil. Sehingga tidak ada kegaduhan politik seperti yang terjadi di Mesir.

Dua orang WNI juga sempat bertanya langsung kepada JK yakni seorang mahasiswa Al Azhar bernama Furqon dan seorang tenaga kerja wanita.

Furqon bertanya tentang kecenderungan para mahasiswa Indonesia di Mesir yang setelah lulus menjadi pengangguran. JK menjawab pertanyaan itu dengan nasehat.

"Jadi, harus seimbang, dunia akherat. Tidak hanya belajar agama saja. Tapi tentang enterpreneur juga. Tentu belajar yang baik, banyak hal. Ketrampilan, jadi bagaimana mengajar masyarakat dan berdakwah," kata JK.

Sementara salah seorang TKW, meminta JK jika terpilih nanti bisa membantu dan mempermudah administrasi TKI di Arab Saudi terutama tentang kepulangan mereka ke Indonesia.

"Dulu waktu saya masih di pemerintahan, saya atur itu di Indonesia di Saudi kami melakukan itu. Saya wajibkan untuk melaksanakan seperti itu," jawab JK.